Indonesia memang mempunyai
sejarah yang sangat menarik untuk kita ikuti,
karena sejarah perjuangan para
pahlawan kita dari Sabang sampai Merauke mempunyai nilai sejarah yang tinggi dan
sangat menarik. Namun salah satu sejarah yang menjadi Perdebatan adalah sejarah
Papua yang sampai saat ini masih menjadi permasalahan oleh beberapa oknum atau
organisasi-organisasi ingin merusak kedamaian di Indonesia khususnya di Papua.
Karena ulah orang-orang seperti itulah sampai saat ini Sering muncul opini
dalam masyarakat, bahwa rakyat papua tidak pernah dilibatkan dalam menentukan
nasibnya sendiri, karena dalam perjanjian New York agreement tidak ada orang
Papua yang dilibatkan.
Namun pada kenyataannya
sejarah sudah menunjukkan dengan jelas bahwa Papua sah milik Indonesia, dan
orang-orang Papua sendiri yang memilih tetap dalam bingkai NKRI. Dalam sejarah
juga di ceritakan bahwa Ketika bala tentara jepang berhasil di kalahkan pada
tanggal 13 agustus 1945, mereka lalu
dilicuti oleh tentara sekutu dan NICA (Netheland indische company
administrasion). Akan tetapi ketika belanda ingin menjajah lagi, Indonesia
kemudian menyatakan diri telah merdeka dan menjadi Negara berdaulat.
Selain itu melalui perjuangan politik dan
bersenjata akhirnya pada tanggal 27
desember 1949 belanda mengakui kemerdekaan Indonesia yang meliputi bekas
jajahan hindia-belanda. Namun karna sampai hampir setahun lebih belanda tidak
pernah memperlihatkan niat baiknya untuk mengembalikan papua sesuai deengan
yang di janjikan dalam KMB de deenhag. Maka persiden sukarno mulai melakukan
loby Internasional. Sehinggah pada tahun 1957 presiden sukarno mulai mendesak
PBB agar menekan belanda untuk mengembalikan Niu Guinea atau west papua kepada
Indonesia.
Ketika Persiden Sukarno mulai
melakukan loby Internasional, Belanda
memulai siasat liciknya dengan maksud menghasut masyarakat Papua, Belanda
kemudian membuat Negara boneka yang di beri Nama “West Papua atau Papua Barat”
dengan lambang Negaranya yaitu “burung mambruk” serta nama bangsa adalah Papua
yang di buat dan dijadikan “BOM WAKTU’
agar tetap membuat konflik
berkepanjangan. dan pada tanggal 1 desember 1961, bendera bintang kejora
dikibarkan sejajar dengan bendera belanda, bersamaan dengan itu belanda juga
membentuk Batalyon Sukarela Papua yang berkedudukan di Arfai, Manokwari dengan
kantor mayon menggunakan barak marinir belanda (batalyon ini menjadi cikal
bakal dari munculnya TPN-OPM) yang sampai saat ini terus menteror rakyat Papua
dan membuat kondisi di Papua yang sebenarnya sudah tenang menjadi tegang.
Namun PEPERA yang menjadi
awal dari pemersatu bangsa tetap dilaksanakan untuk menetukan nasib Papua. Tapi
dikarenakan letak pemukiman masyarakat Papua yang pada saat itu masih banyak
berada di daerah terisolasi dan ditambah situasi sumber daya manusia yang pada
saat itu belum banyak mengenal kemampuan baca tulis, sehingga pelaksanaan
PEPERA (Act Of Free Choice) di beberapa daerah dilakukan dengan cara melakukan
pemungutan suara yang diwakili oleh semua Kepala suku yang ada di Papua. Dalam hasil pemungutan suara seluruh kepala
suku dari Merauke sampai Jayapura memutuskan Papua tetap milik Indonesia, dan
sejak oktober 1962 bendera PBB berkibar berdampingan dengan sang merah putih
namun pada tanggal 1 mei 1963 bendera PBB di turunkan dan merah puih tetap
berkibar di Papua tetap berkibar sampai hari ini dan seterusnya akan seperti
itu.
Sebenarnya yang paling
berjasa dalam membebaskan irian barat dari kolonialis belanda adalah orang Papua
sendiri. Sehingga hal tersebut di ekspose semaksimal mungkin oleh Pemerintah Indonesia dengan mengganti nama
satuan militer, pangkalan militer, alutsista, dll dengan nama-nama pahlawan
yang berjuang pada saat ini. Sehingga generasi saat ini menyadari bahwa orang Papua
sendirilah yang pada tahun 60-an berjuang untuk bisa bergabung dengan
saudara-saudaranya sebangsa dan setanah air Indonesia serta meyakini bahwa
warisan nenek moyang bangsa Indonesia adalah seluruh gugusan pulau dari Sabang sampai
Merauke.