Kembalinya Papua kepangkuan ibu pertiwi sah menurut Hukum Internasional ~ PAPUA NEWSLETTERS

Selasa, 29 April 2014

Kembalinya Papua kepangkuan ibu pertiwi sah menurut Hukum Internasional

Indonesia memang mempunyai sejarah yang sangat menarik untuk kita ikuti,  karena sejarah perjuangan  para pahlawan kita dari Sabang sampai Merauke mempunyai nilai sejarah yang tinggi dan sangat menarik. Namun salah satu sejarah yang menjadi Perdebatan adalah sejarah Papua yang sampai saat ini masih menjadi permasalahan oleh beberapa oknum atau organisasi-organisasi ingin merusak kedamaian di Indonesia khususnya di Papua. Karena ulah orang-orang seperti itulah sampai saat ini Sering muncul opini dalam masyarakat, bahwa rakyat papua tidak pernah dilibatkan dalam menentukan nasibnya sendiri, karena dalam perjanjian New York agreement tidak ada orang Papua  yang dilibatkan.
Namun pada kenyataannya sejarah sudah menunjukkan dengan jelas bahwa Papua sah milik Indonesia, dan orang-orang Papua sendiri yang memilih tetap dalam bingkai NKRI. Dalam sejarah juga di ceritakan bahwa Ketika bala tentara jepang berhasil di kalahkan pada tanggal 13 agustus 1945,  mereka lalu dilicuti oleh tentara sekutu dan NICA (Netheland indische company administrasion). Akan tetapi ketika belanda ingin menjajah lagi, Indonesia kemudian menyatakan diri telah merdeka dan menjadi Negara berdaulat.
Selain itu melalui perjuangan politik dan bersenjata  akhirnya pada tanggal 27 desember 1949 belanda mengakui kemerdekaan Indonesia yang meliputi bekas jajahan hindia-belanda. Namun karna sampai hampir setahun lebih belanda tidak pernah memperlihatkan niat baiknya untuk mengembalikan papua sesuai deengan yang di janjikan dalam KMB de deenhag. Maka persiden sukarno mulai melakukan loby Internasional. Sehinggah pada tahun 1957 presiden sukarno mulai mendesak PBB agar menekan belanda untuk mengembalikan Niu Guinea atau west papua kepada Indonesia.

Ketika Persiden Sukarno mulai melakukan loby Internasional,  Belanda memulai siasat liciknya dengan maksud menghasut masyarakat Papua, Belanda kemudian membuat Negara boneka yang di beri Nama “West Papua atau Papua Barat” dengan lambang Negaranya yaitu “burung mambruk” serta nama bangsa adalah Papua yang di buat dan  dijadikan “BOM WAKTU’ agar tetap membuat  konflik berkepanjangan. dan pada tanggal 1 desember 1961, bendera bintang kejora dikibarkan sejajar dengan bendera belanda, bersamaan dengan itu belanda juga membentuk Batalyon Sukarela Papua yang berkedudukan di Arfai, Manokwari dengan kantor mayon menggunakan barak marinir belanda (batalyon ini menjadi cikal bakal dari munculnya TPN-OPM) yang sampai saat ini terus menteror rakyat Papua dan membuat kondisi di Papua yang sebenarnya sudah tenang menjadi tegang.
Namun PEPERA yang menjadi awal dari pemersatu bangsa tetap dilaksanakan untuk menetukan nasib Papua. Tapi dikarenakan letak pemukiman masyarakat Papua yang pada saat itu masih banyak berada di daerah terisolasi dan ditambah situasi sumber daya manusia yang pada saat itu belum banyak mengenal kemampuan baca tulis, sehingga pelaksanaan PEPERA (Act Of Free Choice) di beberapa daerah dilakukan dengan cara melakukan pemungutan suara yang diwakili oleh semua Kepala suku yang ada di Papua.  Dalam hasil pemungutan suara seluruh kepala suku dari Merauke sampai Jayapura memutuskan Papua tetap milik Indonesia, dan sejak oktober 1962 bendera PBB berkibar berdampingan dengan sang merah putih namun pada tanggal 1 mei 1963 bendera PBB di turunkan dan merah puih tetap berkibar di Papua tetap berkibar sampai hari ini dan seterusnya akan seperti itu.
Sebenarnya yang paling berjasa dalam membebaskan irian barat dari kolonialis belanda adalah orang Papua sendiri. Sehingga hal tersebut di ekspose semaksimal mungkin oleh  Pemerintah Indonesia dengan mengganti nama satuan militer, pangkalan militer, alutsista, dll dengan nama-nama pahlawan yang berjuang pada saat ini. Sehingga generasi saat ini menyadari bahwa orang Papua sendirilah yang pada tahun 60-an berjuang untuk bisa bergabung dengan saudara-saudaranya sebangsa dan setanah air Indonesia serta meyakini bahwa warisan nenek moyang bangsa Indonesia adalah seluruh gugusan pulau dari Sabang sampai Merauke.


0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites