Indonesia
adalah Negara kepualuan yang merupakan Negara berdaulat yang terdiri dari
berbagai macam suku, bahasa, ras, dan agama. Sejak tanggal 17 Agustus/1945
telah sah menjadi satu Negara yang merdeka dari sabang sampai merauke dari nias
sampai pulau rote adalah wilayah Negara kesatuan Indonesia.
Namun
sampai saat ini kemerdekaan Indonesia masih sering di usik dengan adanya
kelompok-kelompok yang ingin memisahkan diri dengan Negara ini. sebenarnya kelompok-kelompok
tersebut hanyalah sekumpulan orang yang di jadikan alat oleh para penjajah yang
dahulu ingin menguasai Indonesia, namun karena hasrat mereka tidak terpenuhi,
mereka mencoba untuk mengadu domba
Negara ini agar tidak dapat berkembang.
Kelompok-kelompok
tersebut contohnya di Aceh ada GAM(Gerakan Aceh Merdeka), Di daerah lain yaitu
di Maluku, dulu juga ada RMS (Republik Maluku Selatan) namun kedua organisasi
ini sudah menyadari tentang keutuhan NKRI, dan akhirnya gerakan separatis ini
sudah di bubarkan.
Namun
di wilayah timur yang duhulu memang menjadi markas basar Belanda yang pada saat
itu ingin menguasai wilayah paling timur Indonesia, yaitu di papua yang sampai
saat ini masih terdapat kelompok yang masih berbeda pendapat. Tetapi sampai
saat ini hanya tersisa sebagian kecil kelompok yang masih berbeda pendapat,
karena sebagian besar kelompok ini sudah kembali sepaham dengan NKRI.
Kelompok-kelompok
ini tidak menyadari bahwa sebenarnya
mereka sudah di jadikan alat oleh para penjajah untuk mengadu domba bangsa ini.
Padahal
sebenarnya sudah jelas tertulis dalam sejarah, bahwa perjuangan para pahlawan
Indonesia yang dengan keikhlasannya merebut Papua (yang dulunya bernama irian
jaya) dari Belanda, yang pada saat itu ingin mengambil alih pulau ini. Berikut
ini adalah beberapa catatan perjuangan Indonesia untuk merebut pulau
Papua(Irian jaya):
Perjuangan Melalui Diplomasi
Melalui
perundingan:
Seharusnya
berdasarkan KMB pembebasan Irian Barat harus selesai pada akhir 1950 akan
tetapi keputusan KMB tersebut tak berjalan lancar. Sehingga kabinet kabinet yg
terbentuk seperti kabinet Natsir, Ali Stoamijoyo dan Burhnuddin harahap
melalakukan perundingan kepada menti luar negri belanda Luns Haag tetapi tak
berhasil.
Perjuangan Melalui Politik
Melalui
PBB:
Karena
perundingan dengan Belanda tak berhasil maka pihak Indonesia setiap tahun
mengusulkan dibahasnya Persoalan Irian Barat pada sdang PBB. Pada Desember 1957
forum tersebut tdk berhasil yang menyebabkan Indonesia tidak mencapai 2 per 3
suara di sidang umum tersebut.
Pada
HUT proklamasi kemerdekaan RI yg ke 11 kabinet Ali Sastoamijoyo membentuk
pemerintahan sementara Irian Barat dengan tujuan pernyataan bahwa provinsi
Irian Barat merupakan bagian dari RI gubernurnya ada Zainal Abidin Syah
perlantikan tersebut pada tanggal 23 Sept 1956.
Akibat
pembentukan tersebut pemerintah Belanda semakin terdesak secara Politik yang
meyebabakan Belanda menyadari bahwa Irian Barat termaksud bagian dari RI.
Perjuangan Melalui Ekonomi
Sejak
tahun 1957 Indonesia melancarkan aksi konfrontasi dalam upaya pembebasan Irian
Barat.
Bentuk
konfrontasi ekonomi dilakukan dengan tindakan-tindakan berikut.
1.Nasionalisasi de javasche Bank
menjadi Bank Indonesia tahun 1951.
2.Pemerintah Indonesia melarang
maskapai penerbangan Belanda (KLM) melakukan
penerbangan dan pendaratan di
wilayah Indonesia.
3.Pemerintah Indonesia melarang
beredarnya terbitan berbahasa Belanda.
4.Pemogokan buruh secara total
pada perusahan-perusahaan Belanda di Indonesia yang
memuncak pada tanggal 2
Desember 1957.
5.Semua perwakilan konsuler
Belanda di Indonesia dihentikan mulai 5 Desember 1957
Pada
saat itu juga dilakukan aksi pengambilalihan
Tindakan
Indonesia yang mengambil alih seluruh modal dan perusahaan Belanda menimbulkan
kemarahan Belanda, bahkan negara-negara Barat sangat terkejut atas tindakan
Indonesia tersebut. Akibatnya hubungan Indonesia-Belanda semakin tegang, bahkan
PBB tidak lagi mencantumkan masalah Irian Barat dalam agenda sidangnya sejak
tahun 1958
Trikora
Melihat
aksi Indonesia, Belanda tidak tinggal diam. Pada bulan April 1961, Belanda
membentuk dewan Papua yang bertugas untuk menyelenggarakan penentuan nasib
sendiri bagi rakyat Irian Barat. Belanda menunjukkan keberanian dan kekuatannya
dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Membentuk
Negara boneka Papua dengan lagu dan bendera kebangsaan Papua
Mendatangkan
bantuan dan mengirim pasukan dengan kapal perang Belanda ke perairan irian.
Memperkuat
angkatan perang Belanda di Irian Barat.
Pada
tanggal 19 Desember 1961, Ir. Soekarno mengumumkan pelaksanaan Trikora di
Alun-alun Utara Yogyakarta. Soekarno juga membentuk Komando Mandala. Mayor
Jenderal Soeharto diangkat sebagai panglima. Tugas komando ini adalah
merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer untuk
menggabungkan Papua bagian barat dengan Indonesia.
Isi
Trikora adalah sebagai berikut:
Gagalkan
pembentukan Negara Papua
Kibarkan
Sang Merah Putih di Irian Barat
Bersiaplah
untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan
dan
kesatuan Tanah Air
Latar Belakang Trikora
Ketika
Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, Indonesia
mengklaim seluruh wilayah Hindia Belanda, termasuk wilayah barat Pulau Papua.
Namun demikian, pihak Belanda menganggap wilayah itu masih menjadi salah satu
provinsi Kerajaan Belanda. Pemerintah Belanda kemudian memulai persiapan untuk
menjadikan Papua negara merdeka selambat-lambatnya pada tahun 1970-an. Dalam
Konferensi Meja Bundar tahun 1949, Belanda dan Indonesia tidak berhasil
mencapai keputusan mengenai Papua bagian barat, namun setuju bahwa hal ini akan
dibicarakan kembali dalam jangka waktu 1 tahun, tetapi tidak dipenuhi pihak Belanda.
Ini yang membuat PBB campur tangan dalam menangani hal ini.
Operasi Militer Komando
Mandala
Komando
Mandala Pembebasan Irian Barat dibentuk oleh Presiden Soekarno selaku Panglima
tinggi ABRI pada tanggal 2 Januari 1962 berpusat di Makassar.
Susunan
Komando Mandala sebagai berikut:
a. Panglima Mandala : Mayor Jenderal
Soeharto.
b. Wakil Panglima I : Komodor Laut Soebono.
c. Wakil Panglima II : Komodor Udara Leo
Wattimena.
d. Kepala Staf Umum : Kolonel Achmad Tahir
Komando
Mandala bertugas melaksanakan Trikora untuk merebut Irian Barat. Untuk
melaksanakan tugas tersebut, Komando Mandala telah mengembangkan situasi
militer di wilayah Provinsi Irian Barat dan merencanakan, mempersiapkan, dan
melaksanakan operasi militer.
Pada
bulan Maret 1962 dimulai pendaratan pasukan Indonesia oleh anggota ABRI dan
sukarelawan dari laut dan udara. Namun pada persiapan infiltrasi militer
tersebut terjadi pertempuran di Laut Aru pada tanggal 15 Januari 1962. Waktu
itu kapal perang ALRI mengadakan patroli dan diserang oleh kapal dan pesawat AL
Belanda sehingga terjadilah pertempuran sengit yang menenggelamkan kapal
tersebut dan gugurlah Komodor Yos Sudarso dan Kapten Laut Wiratno.
Gerakan
infiltrasi terus dilakukan hingga mendarat dan menguasai sebagian wilayah di
Irian Barat dan berkibarlah bendera merah putih di berbagai daerah.
Perjanjian New York
Setelah
operasi-operasi infiltrasi mulai mengepung beberapa kota penting di Irian
Barat, sadarlah Belanda dan sekutu-sekutunya, bahwa Indonesia tidak main-main
untuk merebut kembali Irian Barat. Atas desakan Amerika Serikat, Belanda
bersedia menyerahkan irian Barat kepada Indonesia melalui Persetujuan New York
/ New York Agreement.
Isi
Pokok persetujuan :
1. Paling lambat 1 Oktober 1962
pemerintahan sementara PBB (UNTEA) akan menerima
serah terima pemerintahan dari
tangan Belanda dan sejak saat itu bendera merah putih
diperbolehkan berkibar di Irian
Barat.
2. Pada tanggal 31 Desember 11962
bendera merah putih berkibar disamping bendera PBB.
3. Pemulangan anggota anggota sipil
dan militer Belanda sudah harus selesai tanggal 1 Mei
1963
4. Selambat lambatnya tanggal 1 Mei
1963 pemerintah RI secara resmi menerima
penyerahan pemerintahan Irian
Barat dari tangan PBB
5. Indonesia harus menerima kewajiban
untuk mengadakan Penentuan Pendapat rakyat di
Irian Barat, paling lambat sebelum
akhir tahun 1969.
Sesuai
dengan perjanjian New York, pada tanggal 1 Mei 1963 berlangsung upacara serah
terima Irian Barat dari UNTEA kepada pemerintah RI. Upacara berlangsung di
Hollandia (Jayapura). Dalam peristiwa itu bendera PBB diturunkan dan
berkibarlah merah putih yang menandai resminya Irian Barat menjadi propinsi ke
26. Nama Irian Barat diubah menjadi Irian Jaya.
Di
akhir perjuangan Indonesia, di gelarlah PEPERA . Pepera adalah referendum yang diadakan pada tahun 1969 di Papua
Barat yang untuk menentukan status daerah bagian barat Pulau Papua, antara
milik Belanda atau Indonesia.
Pemilihan
suara ini menanyakan apakah sisa populasi mau bergabung dengan Republik
Indonesia atau merdeka. Para wakil yang dipilih dari populasi dengan suara
bulat memilih persatuan dengan Indonesia dan hasilnya diterima oleh PBB,
meskipun validitas suara telah ditantang dalam retrospeksi.
Tahap-tahap
dilaksanakannya Pepera:
a)Tahap
pertama dimulai pada tanggal 24 maret 1969. Pada tahap ini dilakukan konsultasi
dengan deewan kabupaten di Jayapura
mengenai tata cara penyelenggaraan Pepera.
b)Tahap
kedua diadakan pemilihan Dewan Musyawarah pepera yang ebrakhir pada bulan
Juni 1969.
c)Tahap
ketiga dilaksanakan pepera dari kabupaten Merakuke dan berakhir pada 4 Agustus
1969 di Jayapura.
Pelaksanaan
Pepera itu turut disaksikan oleh utusan PBB, utusan Australia dan utusan
Belanda. Ternyata hasil Pepera menunjukkan masyarakat Irian Barat menghendaki
bergabung dengan NKRI. Hasil Pepera itu dibawa ke sidang umum PBB dan pada
tanggal 19 November 1969, Sidang Umum PBB menerima dan menyetujui hasil-hasil
Pepera.
Untuk
itu, sebenarnya tidakan-tindakan yang di lakukan untuk memisahkan diri dari
NKRI sebenarnya tidak berlu di lakukan, karena hanya merupakan pembodohan untuk
generasi-generasi muda kedepannya. Sebaliknya yang harus dilakukan adalah
membantu dan menyukseskan negri ini agar tidak tertinggal dengan Negara-negara
lain.
0 komentar:
Posting Komentar