Warga Mimika Nyatakan Perang terhadap HIV/AIDS ~ PAPUA NEWSLETTERS

Senin, 01 Desember 2014

Warga Mimika Nyatakan Perang terhadap HIV/AIDS

Mimika: Sekitar 1.000 warga Timika, Kabupaten Mimika, Papua, menggelar jalan santai sambil membawa pamflet, poster, dan spanduk menyatakan perang terhadap HIV/AIDS di Hari AIDS Dunia, Senin (1/12/2014). Mereka meminta seluruh masyarakat menghentikan diskriminasi dan stigma terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

Kegiatan jalan santai itu diikuti kalangan pelajar, komunitas wartawan, Pemuda Indonesia Lawan AIDS (PILA), prajurit TNI, komunitas waria dan kelompok berisiko. Kegiatan tersebut dimulai dari pelataran Gedung Eme Neme Yauware, Timika, pagi tadi.

Selain jalan santai, kegiatan lain dalam rangka Hari AIDS Sedunia di Timika yaitu lomba penulisan bertema "Hentikan Diskriminasi dan Stigma terhadap ODHA", lomba foto, senam sehat, pameran foto dan lomba busana yang diikuti komunitas waria.

"Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, momentum peringatan Hari AIDS Sedunia tahun ini kita selenggarakan untuk mengingatkan semua orang bahwa ada ancaman besar bagi kehidupan manusia yang ada di muka bumi ini melalui penularan HIV. Khusus di Mimika, sebagian besar yang terinfeksi didominasi oleh kelompok usia produktif," ujar Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Mimika, Reynold Ubra, di sela-sela kegiatan jalan santai.

Melalui kampanye masif, Reynold yakin warga Mimika makin sadar dan peduli untuk menghentikan penularan HIV. Kampanye itu pun sekaligus mengingatkan semua orang bahwa ODHA juga memiliki hak hidup sama dengan orang sehat lainnya.

Sesuai data KPA Mimika, hingga September 2014, angka kumulatif kasus HIV-AIDS di wilayah itu mencapai 4.072 kasus. Pertumbuhan kasus HIV-AIDS di Mimika sangat cepat dalam kurun waktu 18 tahun terakhir. Kasus pertama ditemukan 1996 pada seorang PSK di Lokalisasi Kilometer 10, Kampung Kadun Jaya, Distrik Mimika Timur.


Kendati pernah kebut, Reynold mengatakan, upaya penanggulangan masalah HIV-AIDS di Mimika semakin menunjukkan arah yang lebih baik.


Tolok ukurnya, standar pelayanan minimal HIV pada penduduk yang mencapai 2%. Padahal, pada 2010, standar pelayanan minimal mencapai 20 persen.


Selain itu, besaran prevelensi pada populasi kunci WPS turun dari 20% pada 2010. Saat ini, tingkat prevelensi tinggal 3%. Kasus HIV pada ibu hamil pun turun dari 3% pada 2010 menjadi 1% pada Oktober 2014.


Menurut Reynold, terbitnya Perda Nomor 11 tahun 2007 tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV-AIDS di Mimika juga memberi efek yang sangat besar terhadap menurunnya jumlah temuan kasus baru HIV terutama pada kelompok populasi kunci. Dari hasil survei yang dilakukan dalam enam bulan terakhir, tidak ditemukan kasus civilis, GO dan kasus-kasus Infeksi Menular Seksual (IMS) lainnya pada kelompok tersebut. 
JCO

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites