Perjuangan pembebasan Irian Barat dari tangan penjajah Belanda, memiliki cerita tersendiri dari sisi pelaku sejarah yang masih hidup hingga kini. Beberapa diantaranya bahkan masih dapat mengisahkan proses perjuangan melawan belanda ketika itu.
Pembebasan Irian Barat dimulai sejak kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Bung Karno dan Hatta. Sehari berikutnya, tepat di tanggal 8 Agustus, Soekarno kembali menegaskan perjuangan untuk melawan Belanda di Papua, dengan menekankan bahwa wilayah Indonesia yang diproklamirkan adalah dari wilayah Sabang hingga Merauke.
Tentunya Bung Karno pada tanggal 8 Agustus menegaskan lagi hal itu, karena Belanda tidak akan melepaskan Papua dengan mudah. Kenapa waktu itu Belanda tidak mau menyerahkan Irian Barat? Karena orang-orang yang pro-Belanda di Negara jajahannya ketika akan merdeka, maka tidak mungkin semua akan lari ke Belanda. Jadi Belanda mau jadikan Papua Barat sebagai Belanda baru untuk menampung orang-orangnya nanti, seperti yang telah di katakan sebelumnya oleh tokoh sejarah dari Papua yang berjuang demi pembebasan Irian Barat, yaitu Buce Separa.
Setelah Kemerdekaan Indonesia di Proklamirkan, kemudian pada tgl 31 Desember 1945, warga Papua yang ada di Kota Nikah atau yang sekarang di kenal dengan nama Kampung Harapan, membuat pergerakan untuk melawan Belanda.
Dan saat itu pergerakan sudah ada, dimana semua distrik ini berontak melawan Belanda karena tidak mau Papua terlepas dari NKRI. Kemudian gerakan ini di ikuti diberbagai tempat, mulai dari Biak, Sorong, Manokwari dan seterusnya. Jadi gerakan ini berjalan terus hingga terbebas dari penjajahan Belanda di Papua.
Mereka para anak-anak Papua yang berontak terhadap Belanda ini kemudian sempat melarikan diri dan dilatih serta di persenjatai ketika itu di Paso, Ambon. Kemudian setelah itu mereka yang sudah dilatih kembali ke Irian Barat untuk melakukan Pengacauan-pengacauan melawan belanda. Peluncuran pertama tahun 1954 di bagian selatan Papua, di Teluk Etna namun tak lama kemudian tertangkapn dan di tahan di Boven Digoel. Setelah itu tidak ada lagi peluncuran tetapi kemudian dilakukan persiapan yang lebih matang dengan membentuk kantong-kantong (basis) perlawanan di sejumlah tempat.
Jadi adalah sangat aneh kalo ada orang Papua yang mengatakan Indonesia yang merampok tempat ini. sebeb mereka sendiri yang berjuang mati-matian demi kebebasan Papua dari penjajah Belanda, bahka mereka sendiri yang ingin bergabung dengan Indonesia. Akhirnya pada tanggal 19 Desember pada tahun 1961 di Jogyakarta Presiden Soekarno mengeluarkan Komando Trikora. Jadi ini baru dilakukan setelah semua kantong gerilya terbentuk di daratan Irian Barat. Ini merupakan tahapan perjuangan yang pertama sejak Bung Karno memproklamirkan kemerdekaan dari sabang sampai merauke.
0 komentar:
Posting Komentar