Memerdekakan Papua, tak melulu harus diartikan bahwa Papua harus dipisahkan secara mandiri dari NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Hal ini, sebagaimana tuntutan sebagian kecil warga Papua yang hingga hari ini masih saja menyerukan keinginan mereka akan hal tersebut.
Memerdekakan Papua, tentu bisa dilakukan dalam banyak hal, yang diantaranya memerdekakan Papua dari semua hal yang bersifat negatif, yang mana hal ini tentu lebih penting dan lebih utama untuk dilakukan. Memerdekakan Papua bisa dilakukan dengan membebaskan Papua dari budaya mabuk-mabukan yang konon kini sedang marak di Papua. Memerdekakan Papua bisa dilakukan dengan membebaskan Papua dari HIV-AIDS yang kini telah menjerat dan merenggut banyak nyawa warga Papua. Memerdekakan Papua bisa dilakukan dengan membebaskannya dari kebodohan, kemiskinan, ketertinggalan dan lain sebagainya.
Sudah terlalu larut polemik Papua Merdeka ini kita biarkan. Sudah terlalu lama ia menjadi benang kusut yang ruwet dan rumit, yang tentu hanya jadi penghambat kemajuan Papua kita selama ini.
Kini, sudah saatnya polemik itu untuk kita akhiri. Sudah saatnya kita keluar dalam jeratan keruwetan polemik itu. Sudah saatnya kita semua berkerja secara bersama-sama, bersatupadu membangun dan memajukan Papua.
* Selamatkan Pemuda Papua dari Budaya Mabuk-mabukan !!!
Seperti yang telah disinggung dalam paragraf sebelumnya, bahwa memerdekakan Papua tidak melulu harus dilakukan dengan memisahkannya dari NKRI. Ianya, salah satunya bisa dilakukan dengan membebaskan Papua dari budaya mabuk-mabukan yang kini konon katanya tengah menjadi salah satu bagian dari kehidupan di Papua, terutama bagi para pemudanya.
Langkah ini, tentunya dirasa menjadi salah satu langkah yang terpenting yang harus dilakukan saat ini. Budaya Miras (Minuman keras) atau mabuk-mabukan ini, tentu telah melemahkan para pemuda Papua kita. Mereka telah dibuatnya menjadi pribadi-pribadi yang pemalas, bodoh dan tempramental. Lebih dari itu, tentu budaya tersebut juga telah membuat mereka (para pemuda Papua) kita menjadi orang-orang yang harus terenggutnya di dalam masa mudanya (Banyak yang meninggal gara-gara miras ini).
Banyak dampak negatif yang ditimbulkan dari budaya miras ini. Dalam hal ini, saya teringat akan sebuah kisah, tentang seorang pemuda yang sedang dibujuk dan dirayu oleh setan.
Konon katanya, pada suatu waktu seorang pemuda dalam kesendiriannya, telah mengundang setan yang ada di sekitarnya untuk membujuk dan merayunya. Setan tersebut datang dan mulai merayu pemuda itu untuk melakukan kemaksiatan. Dalam rayuannya, si setan menawarkan kepada pemuda itu untuk melakukan salah satu kemaksiatan, dari 3 pilihan yang ditawarkannya. Pertama, si setan itu menwarkan pemuda itu untuk membunuh. Kedua, si setan itu menwarkan pemuda itu untuk memperkosa seorang wanita yang sedang duduk-duduk tidak terlalu jauh darinya. Ketiga, si setan menwarkan pemuda itu untuk minum minuman keras (mabuk).
Si pemuda itupun mulai berpikir dalam lamunannya dan memikirkan mana yang harus dipilihnya dari tiga pilihan yang ditawarkan si setan tadi. Bila ia memilih membunuh, ia berpikir bahwa hal itu terlalu berat baginya. Pertama, tentu membunuh itu akan menghilangkan nyawa orang yang dibunuhnya. Selain itu, ia pikir bahwa dosa membunuh yang harus diembannya itu terlalu besar baginya. Lebih dari itu, ia juga pikir bahwa jika pilihan itu ia ambil, maka ia akan hidup tidak tenang karena akan dikejar-kejar polisi, yang pada akhirnya ia juga akan mendekam di dalam penjara. Dengan demikian, si pemuda itupun memutuskan untuk tidak memili pilihan membunuh yang ditawarkan si setan tadi.
Selanjutnya, si pemuda itupun mulai berpikir, bagaimana jika ia mengambil pilihan untuk memperkosa seorang wanita yang sedang duduk-duduk tak jauh darinya itu. Ia berpikir, bahwa jika pilihan itu diambilnya, tentunya ia akan mendapatkan kepuasan seksualitas yang selalu diidam-idamkan oleh setiap laki-laki. Tapi, kemudian ia juga mulai berpikir terhadap dampaknya. Ia berpikir bahwa jika ia mengambil pilihan tersebut, hal itu masih terhitung berat baginya. Ia berpikir bahwa jika ia mengambil pilihan tersebut, ia akan merenggut kehidupan wanita itu. Ia akan menghinakan wanita itu dan menodai kesuciannya. Ia berpikir bahwa ia tidak sampai hati untuk melakukannya, yang mungkin akan membuat wanita itu menangis dalam seumur hidupnya. Selain itu, ia juga berpikir bahwa dosa yang harus diembannya jika memilih pilihan itu, masih terhitung terlalu besar baginya. Lebih dari itu, ia juga berpikir bahwa jika ia memilih pilihan itu, sebagaimana jika ia memilih untuk membunuh, ia juga akan berakhir ke dalam dekaman penjara. Dengan demikian, iapun memutuskan untuk tidak memilih tawaran si setan untuk memperkosa wanita yang sedang duduk tak jauh darinya.
Akhirnya, iapun mulai beralih pada pilihan terakhir yang ditawarkan si setan, yakni minum minuman keras (mabuk). Dalam pikirnya, ia berpikir bahwa ini pilihan yang dirasanya teringan baginya. Ia berpikir, pilihan ini tidak akan berdampak merugikan orang lain, dosa yang harus diembannya tidak terlalu besar dan ia juga tidak akan berakhir di penjara. Dengan demikian, iapun memutuskan untuk memilih pilihan ini (mabuk).
Singkat cerita, beberapa botol minumanpun terhidang di depannya. Ia mulai meminumnya seteguk demi seteguk, hingga ia merasakan pikirannya membumbung tinggi melayang dalam lamunan. Namun, apa yang terjadi setelah ia hanyut dalam mabuknya, ternyata minuman yang telah menghilangkan akal sehatnya mulai merusak pikirannya. Mabuk yang dinikmatinya, telah membawa ia kepada pikiran pikiran yang lain. Ia mulai membayangkan kenikmatan seksualitas dengan perempuan. Oleh karenanya, karena hilangnya akal, iapun mulai mendekati perempuan tadi, yang duduk-duduk di dekatnya. Ia mulai merayu, mengganggu hingga memperkosanya. Lebih dari itu, setelah berhasil memperkosa wanita tersebut, si pemudapun mulai berpikir bahwa jika ia membiarkan si wanita tersebut pergi, ia akan dilaporkan oleh wanita itu ke polisi. Dengan demikian, dalam mabuk beratnya iapun berpikir untuk membunuhnya. Dengan demikian, pada akhirya, pilihan mabuk yang dirasanya tidak terlalu berat dan beresiko baginya, malah telah mebawa ia kepada ketiga pilihan yang ditawarkan si setan semuanya. Akhinya, selain mabuk, iapun juga melakukan pemerkosaan dan pembunuhan. Ia telah merugikan orang lain, menghilangkan nyawa dan merenggut kehidupan orang lain. Dosa yang ditanggungnya begitu besar, dan dekaman penjarapun tak terhindar darinya. Tak disangka, ternyata mabuk atau meminum minuman keras telah berdampak buruk yang besar baginya.
Demikianlah, sebagaimana kisah tersebut, mabuk-mabukan mempunyai banyak dampak yang negatif. Begitupun terhadap Papua, bila para pemudanya tidak terhindarkan dari budaya mabuk-mabukan, tentunya akan membuat Papua kehilangan set terbesarnya, para pemuda yang seharusnya menjadi harapan Papua untuk membangunnya. Para pemuda itu akan menjadi para pemalas, bodoh, emosional, tempramen, yang dengan demikian, maka segala kejahatanpun bisa timbul darinya. Kekacauan bisa ditimbulkan oleh para pemuda yang hanyut dalam mabuk-mabukan, pemerkosaan, pembunuhanpun tak akan terhindarkan. Rumah tangga akan sering terjadi percekcokan, kasus KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) pun akan senantiasa bermunculan. Tatanan keamanan dan keharmonisan masyarakat akan menjadi kacau, dan dampak-dampak lainnya pun tak akan bisa dibendung.
Untuk itu, mari kita hapus budaya mabuk-mabukan di Papua ini. Mari kita selamatkan para pemuda Papua yang menjadi harapan kemajuan Papua kita. Mari Tong merdekakan Papua dari MIRAS !!!
0 komentar:
Posting Komentar