Agustus 2015 ~ PAPUA NEWSLETTERS

Mari Cerdaskan generasi muda Papua Indonesia

Karena Generasi muda adalah tiang utama kemajuan. Kekuatan sebuah masyarakat bisa dilihat dari para Generasi Mudanya, karena pemuda adalah yang menunjukkan bahwa masyarakat itu sehat dan mampu untuk melangkah dengan serius dan ketekunan

KU TITIPKAN INDONESIA INI PADA ANAK CUCUMU

>>>...

100% WE LOVE INDONESIA

Banyak pujian dan kekaguman Budaya dan alammu, Kamu dan aku sama – sama cinta Cinta padamu Papuaku. Tiada yang lebih membanggakan jiwa Hanyalah Papuaku Senyuman tulus dan penuh cinta Sungguh menyentuh sanubari oohh

JANGAN BIARKAN MEREKA MERUSAK MORAL ANAK-ANAK MU

>>>...

HARUMKAN NAMA IBU PERTIWI DARI TANAH INI...!!!

...

Senin, 31 Agustus 2015

Keadilan Sosial Di Papua Bukan Sekedar Pepesan Kosong”.

Kemampuan Pemerintah Daerah dalam menanggapi secara cepat dan tepat terhadap berbagai permasalahan pendidikan adalah suatu tuntutan di era otonomi daerah, mengingat bahwa Pemerintah Daerah memiliki kewenangan yang cukup untuk mengambil sikap dan tindak kebijakan yang koheren dan relevan dengan aspirasi masyarakatnya. Kebijakan tersebut sudah terbukti dengan di berlakukannya UU Otsus yang di khususkan untuk Papua.

Dalam rangka peningkatan kualitas sumberdaya manusia di Tanah Papua, Pemerintah Daerah telah melakukan banyak hal dan kita sudah dapat melihat hasilnya. Hasil penting yang telah dicapai adalah meningkatnya kesempatan belajar bagi seluruh masyarakat Papua serta meningkatnya lulusan orang Papua yang dapat ditampung di berbagai Perguruan Tinggi di Papua dan di luar Papua. hal ini sudah membuktikan bahwa sebenarnya pemerintah sudah sangat serius untuk memperhatikan wilayah Papua, namun kendala sebenarnya ada pada sumberdaya manusianya sendiri.

Berbicara tentang sumberdaya manusianya, mari kita lihat kebelakang bahwa selama ini, sebenarnya yang membuat Masyarakat Papua tidak bisa berkembang adalah orang Papua sendiri, terkhususnya orang-orang yang menginginkan kekuasaan hingga membuat mereka menghalalkan segala cara, seperti kelompok separatis politik yang berada di luar Negeri yang sedang bersenang-senang disana dan melempar bola panas ke Papua dan menimbulkan konflik berkepanjangan yang membuat pembangunan di Papua ini semakin terhambat.

Membahas tentang kelompok separtis, tidak hanya kelompok separtis politik yang menginginkan kekuasaan, kelompok separtis yang ada di hutan juga demikian, mereka seperti terpecah belah, dan membentuk kelompok-kelompok radikal yang menginginkan kekuasaannya masing-masing.

Hal ini benar-benar menjadi perhatian serius bagi Negara ini, karena akibat ulah mereka proses pembangunan di Papua ini menjadi sangat terhambat, guru-guru yang ingin mengajar di pedalaman takut untuk mengajar disana karena adanya ancaman kelompok separatis, para mahasiswa yang di kirim ke luar daerah juga terkesan tidak belajar, karena adanya ajakan-ajakan dari kelompok separatis politik yang selalu meracuni pikiran mereka.

Namun demikian pemerintah tidak pernah menyerah untuk membangun daerah paling timur Indonesia ini, karena dari Sabang sampai Merauke merupakan satu kasatuan, jadi tidak ada perbedaan antara satu dan lainnya.



Jadi jika sampai saat ini masih ada orang-orang yang mengatakan bahwa Papua tidak diperhatikan? Mari kita duduk bersama dan melihat langsung berbagai pembangunan yang ada, dari pada hanya berbicara seolah-olah Papua tidak diperhatikan, mari kita bersama-sama membangun bukan hanya berkata tidak benar, seakan-akan mengompor-ngompori masyarakat sehinggah hanya menghambat kemajuan di Papua.

Minggu, 30 Agustus 2015

Tokoh Agama Berperan Penting Dalam Proses Rekonsiliasi di Papua

Trend perkembangan kejahatan atau penyalahgunaan sistem keagamaan dari waktu ke waktu menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat, bahkan kasus-kasus yang terungkap hanya sebagian kecil saja yang tampak di permukaan sedangkan kedalamannya tidak terukur. Peningkatan ini antara lain terjadi karena pengaruh kemajuan teknologi, globalisasi dan derasnya arus informasi.

Ada beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting dalam kehidupan manusia, antara lain adalah :

· Karena agama merupakan sumber moral

· Karena agama merupakan petunjuk kebenaran

· Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika

· Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka, maupun di kala duka.

Dalam usaha menganalisa fungsi-fungsi sosial dari tingkah laku keagamaan. Kita harus berhati-hati membedakan antara yang ingin dicapai oleh anggota- anggota suatu kelompok seperti para anggota kelompok separatis yang mengatasnamakan diri mereka pejuang Papua.

Agama mengajarkan moral dan etika untuk hidup dalam suatu masyarakat. Malahan agama nampaknya digunakan oleh ambisi kekusasaan dan menghalalkan pembasmian-pembasmian terbatas maupun tak terbatas, di bumi Indonesia yang penduduknya konon, hampir 100% beragama justru memicu konflik antar umat beragama, bermunculan gerakan-gerakan radikal. Berbagai masalah ini yang bernuansa, seolah menjadikan kita takut, trauma yang mendalam, akibat konflik yang berulang kali terjadi di bangsa ini, konflik agama yang terakhir terjadi yaitu di Tolikara beberapa waktu yang lalu, tentunya tragedi ini meninggalkan luka yang mendalam bagi yang berkonflik.

Konflik di Papua menjadi sebuah permasalahan yang sangat serius. Konflik sering kali kita terjemahkan sebagai sebuah pertikaian atau kekerasan yang terjadi, Konflik Papua dalam konteks ini lahir akibat adanya suatu penjajahan baru terhadap kehidupan manusia di segala lini kehidupan. Terlepas dari itu, akibat dari lahirnya konflik yang berkepanjangan hingga sampai saat ini pembangunan Papua untuk mensejahteraan masyarakat terhambat.

Peranan dari tokoh Agama sendiri dalam pembangunan di Papua cukup besar. Gereja dan Tokoh Agama merupakan pihak pertama yang masuk membuka kegelapan, Hal ini di manfaatkan betul oleh orang-orang tidak bertanggung jawab, seperti para anggota separatis yang mengatasnamakan diri Mereka Pejuang Papua yang langsung masuk ke kehidupan bermasyarakat lewat para pemuka Agama,

Padahal seharusnya tempat-tempat ibadah dan para pemuka agama membantu masyarakat terlebih lagi menuntun masyarakat agar bersatu dan bersama-sama membangun Papua, bukanya malah menjadi corong bagi para pelaku kekerasan yang mengatasnamakan Agama, karena pada dasarnya Agama adalah pemersatu semua golongan tanpa pandang bulu.

Untuk itu mari kita bersama-sama bersatu dan menyatu untuk membangun Papua dengan dibantu oleh para Tokoh agama dan masyarakat yang semakin membuka mata hati kita, bahwa harus berani menolak penyalahgunaan keagamaan ini.

Selasa, 25 Agustus 2015

TPN-PB/OPM Ambil Nyawa Seorang Ibu Papua

Jayapura - Pada hari Minggu, 23 Agustus 2015, sekitar pukul 13:37 waktu Timika terjadi kejadiaan penikaman yang di duga oleh sekelompok anggota dari TPN/-PB/OPM yang bertempat di Toko Swalayan 2000 Jl. Budi Utomo, Kelurahan Inauga Distrik Mimika Baru.



Menurut cerita yang dihimpun dari masyarakat yang melihat kejadian tersebut bahwa, kejadian terjadi saat ibu alias korban sedang belanja dalam toko itu dan tiba-tiba orang datang masuk langsung cabut pisau dan ayungkan tangan pelaku pada bagian tubuhnya. Anggota dari TPN-PB/Opm ini mencoba merampok dan mengambil tas seorang ibu Papua yang berniat belanja di warung tersebut, tetapi terjadi tarik-menarik antara pelaku dan korban, merasa terancam akibat sudah terdengar oleh masyarakat banyak akhirnya pelaku pun langsung membunuh korban.



Pertama diayungkan tangannya dibagian kedua lengan tangan kemudian diayungkan tangan pelaku menikam pada bagian ketiak pusatnya jantung si korban. Pada saat itu masyarakat yang melihat langsung berlari untuk menangkap pelaku, akibat kalah cepat berlari dengan pelaku akhirnya pelakupun dapat melarikan diri dan menghilang.



Melihat kondisi korban yang sudah banyak mengeluarkan darah dan tidak sadar lagi, masyarakat setempat pun langsung membawa korban ke RSUD Mimika di Nawaripi SP4 dalam kondiri kritis untuk di otopsi. Petugas RSUd yang berusaha sekuat tenaga untuk menolong ibu itu pun akhirnya menyerah, dikarenakan ibu tersebut telah kehabisan darah dan memiliki luka bacok yang sangat parah, bahkan sampai mengenai jantungnya, sehingga ibu tersebut tidak dapat lagi ditolong lagi.



Ketika para petugas datang ke tempat lokasi kejadian (TKP), masyarakat yang berada dan mengetahui kronologis kejadian tersebut malah menghindar dan menghilang. Hal ini karena mereka takut dicurigai dan mereka juga takut bila mereka memberitahukan siapa pelakunya. Mereka juga sangat takut menjadi korban dari kekerasan yang selama ini masih terjadi di daerah tersebut. Sebab kelompok TPN-PB/OPM banyak meneror masyarakat setempat, sehingga membuat masyarakat sangat takut untuk ikut campur dalam masalah seperti ini.



Penindasan oleh TPN-PB/OPM di Timika tidak hanya kali ini saja, sudah banyak korban jiwa yang sudah mereka bunuh yang tidak sama sekali diketahui oleh umum dan wartawan TV sehingga tidak pernah terkuak kekejaman mereka di daerah tersebut.

Masyarakat setempat membenarkan bahwa, kejadian ini benar-benar sangat menakjubkan karena di siang bolong bisa dilakukan penganiayaan hingga menewaskan ibu rumah tangga (IRT) tetapi tidak bisa mengungkapkan pelaku dan kronologis kejadiannya.



Menurut sang suami korban, Bapak Yance Jitmau memintah agar kronologis dan para saksi agar mau memberikan penjelasan serta meminta kepada pihak kepolisian agar dapat membantu. Pihak keluarga korban sangat berharap banyak kepada Pihak yang bertanggung jawab agar dapat mengungkap siapa pelaku yang membunuh istrinya itu dengan kejam. Suami korban, Yance meminta agar semua orang TKP juga perlu investigasi dan melakukan intelinsi agar pelakunya dapat ditangkap, keluhnya dengan irama sedih.

Pihak dari kepolisian sendiri sudah mengetahui siapa pelaku dari pembunuhan tersebut. Pihak kepolisian juga menghimbau kepada seluruh masyarakat yang tinggal di daerah tersebut agar mau membantu dan bekerjasama dengan pihak kepolisian. Bila pihak TPN-PB/OPM kembali lagi melakukan tindakan kriminal agar segera dilaporkan kepada pihak keamanan, sehingga jangan sampai terjadi lagi korban jiwa seperti ini.



Masyarakat adalah teman dan sahabat dari aparat keamanan yang bertugas di daerah tersebut. Bila tidak ada dukungan maupun kerjasama dari masyarakat setempat, maka pihak aparat pun tidak akan ada guna berada di daerah tersebut. Maka dari itu, diharapkan masyarakat dapat menjadi teman dan rekan kerja pihak aparat keamanan begitu pun sebaliknya, sehingga maka akan tercipta kondisi daerah yang aman, nyaman dan tentram.

Solidaritas Mahasiswa yang tergabung dalam Solid NKRI menolak Gerakan Papua Merdeka

Jayapura – Himpunan pergerakan pemuda yang mengatasnamakan Solidaritas Indonesia Dukung NKRI (Solid NKRI) yang beranggotakan 400 pemuda yang berasal dari berbagai daerah berunjuk rasa di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Malang. Mereka meneguhkan semangat persatuan dan menolak Kemerdekaan Papua.

Semangat pemuda inilah yang menentukan kemajuan bangsa, jika flas back betapa pentingnya peran para pemuda, berkat jasa para pemuda kita terdahulu mereka dengan semangat membara ingin menyatukan para pemuda yang memiliki aneka ragam perbedaan telah mengikrarkan sumpah pemuda untuk menjadi satu bangsa Indonesia yang dipersatukan dengan satu alat komunikasi secara nasional yaitu bahasa Indonesia.

Dengan semangat baja itulah mereka mempersatukan diri meski dalam berbagai perbedaan demi kemajuan bangsa dan negara tercinta Indonesia. Kemudian apakah kita sebagai pemuda dan pemudi sekarang ini tidak ingin berterimakasih kepada mereka dan meneruskan semangat mereka untuk memajukan bangsa ini dalam persatuan dan kesatuan yang kokoh? Lalu bagaimanakah hendaknya kita sebagai pemuda/pemudi penerus bangsa ini melihat keinginan Papua untuk lepas dari bingkai kesatuan republik Indonesia ? tentunya kita semua tidak menginginkan itu semua terjadi, sudah cukup kejadian seperti di Timor-timor tidak untuk daerah yang lainnya karena akan mengancam keutuhan NKRI.

Untuk itu, mereka menuntut kepada Presiden Joko Widodo untuk mencegah aksi-aksi pendukung Papua merdeka yang sudah sangat cukup meresahkan baik di papua sendiri maupun di kota-kota lain, banyak mahasiswa asal papua yang membentangkan spanduk untuk kemerdekaan papua. Itu tentunya sangatlah tidak baik bagi keamanan kita semua sesegera mungkin harus ditindak secara tegas Tujuannya adalah agar bibit separatis tak berkembang dan mengancam keutuhan NKRI.

"Kami mengecam aksi Aliansi Mahasiswa Papua yang menuntut agar Papua merdeka dan Referendum," kata juru bicara aksi Agus Yudi Susanto, Kamis, 20 Agustus 2015.

Para pemuda yang mengaku berasal dari Pemuda Pancasila, Front Pembela Islam, dan Forum Komunikasi Putra putri Purnawirawan Indonesia ini menilai aksi mahasiswa Papua sebagai tindakan makar. "Papua tetap bagian dari NKRI," ucap Agus.

Tentunya aksi tersebut telah bertentangan dengan isi perudang-undangan yang berlaku di negara ini yang seharusnya dapat dijatuhi hukuman pidana bagi provokator maupun yang terlibat akan aksi tersebut. Selai itu juga Gerakan pemuda Papua yang berbasis di kampus, kata Agus, telah membuat geram dan merusak suasana kerukunan serta persaudaraan di Kota Malang. Para pemuda menolak aksi mahasiswa yang melakukan gerakan makar dari Malang. "Jangan sampai ada kekerasan fisik. Kita ingin Malang tetap kondusif."

Maka untuk itu sesegera mungkin pemerintah bertidak cepat agar "Bubarkan Aliansi Mahasiswa Papua," ujar anggota FKPPI Achmad Shodiq. Ia menuntut polisi dan aparat keamanan turun tangan untuk mencegah bibit perpecahan seperti Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) yang selama ini sudah sangat meresahkan.

Selama setahun terakhir tercatat AMP melakukan tiga kali aksi unjuk rasa. Mereka menyerukan kemerdekaan Papua setelah Konferensi Tingkat Tinggi Melanesian Spearhead Group mengakui keanggotaan United Liberalition Movement for West Papua (ULMWP) sebagai perwakilan Papua.

Mereka mengklaim didukung seribuan mahasiswa Papua di Malang yang mendukung kemerdekaan West Papua. Dalam aksinya, mereka membawa poster bertulis "West Papua Back to Family", "Stop Pemusnahan Etnis Melanesia", "West Papua for MSG", "TNI Polri Stop Diskriminasi dan Intimidasi", "Segera Buka Akses Jurnalis Internasional."

Untuk itu, wahai semua para pemuda dan pemudi bangsa Indonesia tercinta ini, mari kita bersama-sama untuk menolah tegas atas kemerdekaan Papua dan keinginannya untuk melakukan Referendum. Kerena papua merupakan bagian negara kesatua republik indonesia yang sampai kapanpun tidak akan terpisahkan sesuai dengan semboyan Bhineka tunggal Ika. Mari kita bekerjasama dan saling mendukung untuk mencapai keberhasilan demi kemajuan bangsa dan negara Indonesia yang kita cintai ini. Hilangkan semua perbedaan demi kemajuan bangsa dan negara tercinta Indonesia.

PAPUA BANYAK MELAHIRKAN ATLET BERBAKAT

Tim Futsal asal Papua yang diwakili oleh SMA N 4 Jayapura, berhak menyandang gelar Juara setelah mengandaskan Tim futsal asal Jawa barat melalui drama adu penalti. Tim dari ujung Timur itu sebelumnya mengalahkan wakil Jawa timur dengan skor 4-2 pada partai semi final dan berhasil melaju ke Final. Sementara Jawa Barat mengalahkan Sulawesi Tengah dengan skor tipis 3-2. Kedua tim ini berlaga Pada partai final Liga Futsal Perindo 2015 U 18 di GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (23/8/2015).

Partai Final yang dilakoni kedua Tim ini sangat dramatis, gol pertama diciptakan oleh Ardiansyah Runtuboy pemain asal serui dari tim Papua, 1-0 untuk Papua pada babak pertama. Pada babak kedua skor berubah menjadi imbang hingga pertandingan usai, dan dilanjutkan dengan drama adu penalti. Marcel yang menjadi penentu, sukses menjebol gawang jabar, dan memastikan Tim papua sebagai juara.

Dengan kemenangan itu, Tim Papua pun berhak atas hadiah berupa uang pembinaan sebesar Rp50 juta. Sedangkan Jabar sebagai runner up, berhak atas hadiah uang pembinaan sebesar Rp25 juta. Lalu untuk tim yang menempati peringkat tiga dan juga harapan satu, ditempati Jawa Timur (Jatim) dan Sulewesi Tengah (Sulteng). Masing-masing berhak atas uang pembinaan Rp10 juta dan Rp5 juta.

Pelatih dari Tim Papua, Theo Balubun, mengaku sangat bangga dengan pemain-pemainnya yang tidak mudah menyerah dan bermain bagus. Theo menambahkan ajang-ajang seperti ini harus sering diselenggarakan agar atlet-atlet muda asal Papua bisa berkompetisi di luar Papua, dan masyarakat sana bisa tahu bahwa di Papua banyak pemain-pemain muda berbakat dan tidak menutup kemungkinan di pakai oleh Tim Pro Futsal dari klub-klub di Indonesia.

Tim Papua yang berhasil menjuarai liga ini pun mendapat apresiasi yang tinggi dari pihak sekolah, SMA N 4 Jayapura yang menyambut kedatangan mereka di bandara Sentani, Jayapura. Acara seremoni dengan pengalungan bunga, selanjutnya tim diarak oleh rekan dan guru menuju sekolah. Setibanya sambutan meriah pun sudah disiapkan oleh semua murid dan guru. Pihak sekolah mempersembahkan pertunjukan drum band. Marcel sendiri yang menjadi bintang mengaku bangga bisa mempersembahkan sesuatu yang berharga untuk Papua.

Hal ini menunjukkan bahwa banyak anak-anak Papua usia muda, mampu bersaing dan berkompetisi dengan anak diluar Papua. Untuk itu kompetisi-kompetisi seperti ini harus lebih sering dilaksanakan guna mengasah talenta-talenta muda dari Papua dan dari kota-kota lainnya. ap





















Merdekakan Papua dari MIRAS !!!

Memerdekakan Papua, tak melulu harus diartikan bahwa Papua harus dipisahkan secara mandiri dari NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Hal ini, sebagaimana tuntutan sebagian kecil warga Papua yang hingga hari ini masih saja menyerukan keinginan mereka akan hal tersebut.

Memerdekakan Papua, tentu bisa dilakukan dalam banyak hal, yang diantaranya memerdekakan Papua dari semua hal yang bersifat negatif, yang mana hal ini tentu lebih penting dan lebih utama untuk dilakukan. Memerdekakan Papua bisa dilakukan dengan membebaskan Papua dari budaya mabuk-mabukan yang konon kini sedang marak di Papua. Memerdekakan Papua bisa dilakukan dengan membebaskan Papua dari HIV-AIDS yang kini telah menjerat dan merenggut banyak nyawa warga Papua. Memerdekakan Papua bisa dilakukan dengan membebaskannya dari kebodohan, kemiskinan, ketertinggalan dan lain sebagainya.

Sudah terlalu larut polemik Papua Merdeka ini kita biarkan. Sudah terlalu lama ia menjadi benang kusut yang ruwet dan rumit, yang tentu hanya jadi penghambat kemajuan Papua kita selama ini.

Kini, sudah saatnya polemik itu untuk kita akhiri. Sudah saatnya kita keluar dalam jeratan keruwetan polemik itu. Sudah saatnya kita semua berkerja secara bersama-sama, bersatupadu membangun dan memajukan Papua.



* Selamatkan Pemuda Papua dari Budaya Mabuk-mabukan !!!

Seperti yang telah disinggung dalam paragraf sebelumnya, bahwa memerdekakan Papua tidak melulu harus dilakukan dengan memisahkannya dari NKRI. Ianya, salah satunya bisa dilakukan dengan membebaskan Papua dari budaya mabuk-mabukan yang kini konon katanya tengah menjadi salah satu bagian dari kehidupan di Papua, terutama bagi para pemudanya.

Langkah ini, tentunya dirasa menjadi salah satu langkah yang terpenting yang harus dilakukan saat ini. Budaya Miras (Minuman keras) atau mabuk-mabukan ini, tentu telah melemahkan para pemuda Papua kita. Mereka telah dibuatnya menjadi pribadi-pribadi yang pemalas, bodoh dan tempramental. Lebih dari itu, tentu budaya tersebut juga telah membuat mereka (para pemuda Papua) kita menjadi orang-orang yang harus terenggutnya di dalam masa mudanya (Banyak yang meninggal gara-gara miras ini).

Banyak dampak negatif yang ditimbulkan dari budaya miras ini. Dalam hal ini, saya teringat akan sebuah kisah, tentang seorang pemuda yang sedang dibujuk dan dirayu oleh setan.

Konon katanya, pada suatu waktu seorang pemuda dalam kesendiriannya, telah mengundang setan yang ada di sekitarnya untuk membujuk dan merayunya. Setan tersebut datang dan mulai merayu pemuda itu untuk melakukan kemaksiatan. Dalam rayuannya, si setan menawarkan kepada pemuda itu untuk melakukan salah satu kemaksiatan, dari 3 pilihan yang ditawarkannya. Pertama, si setan itu menwarkan pemuda itu untuk membunuh. Kedua, si setan itu menwarkan pemuda itu untuk memperkosa seorang wanita yang sedang duduk-duduk tidak terlalu jauh darinya. Ketiga, si setan menwarkan pemuda itu untuk minum minuman keras (mabuk).

Si pemuda itupun mulai berpikir dalam lamunannya dan memikirkan mana yang harus dipilihnya dari tiga pilihan yang ditawarkan si setan tadi. Bila ia memilih membunuh, ia berpikir bahwa hal itu terlalu berat baginya. Pertama, tentu membunuh itu akan menghilangkan nyawa orang yang dibunuhnya. Selain itu, ia pikir bahwa dosa membunuh yang harus diembannya itu terlalu besar baginya. Lebih dari itu, ia juga pikir bahwa jika pilihan itu ia ambil, maka ia akan hidup tidak tenang karena akan dikejar-kejar polisi, yang pada akhirnya ia juga akan mendekam di dalam penjara. Dengan demikian, si pemuda itupun memutuskan untuk tidak memili pilihan membunuh yang ditawarkan si setan tadi.

Selanjutnya, si pemuda itupun mulai berpikir, bagaimana jika ia mengambil pilihan untuk memperkosa seorang wanita yang sedang duduk-duduk tak jauh darinya itu. Ia berpikir, bahwa jika pilihan itu diambilnya, tentunya ia akan mendapatkan kepuasan seksualitas yang selalu diidam-idamkan oleh setiap laki-laki. Tapi, kemudian ia juga mulai berpikir terhadap dampaknya. Ia berpikir bahwa jika ia mengambil pilihan tersebut, hal itu masih terhitung berat baginya. Ia berpikir bahwa jika ia mengambil pilihan tersebut, ia akan merenggut kehidupan wanita itu. Ia akan menghinakan wanita itu dan menodai kesuciannya. Ia berpikir bahwa ia tidak sampai hati untuk melakukannya, yang mungkin akan membuat wanita itu menangis dalam seumur hidupnya. Selain itu, ia juga berpikir bahwa dosa yang harus diembannya jika memilih pilihan itu, masih terhitung terlalu besar baginya. Lebih dari itu, ia juga berpikir bahwa jika ia memilih pilihan itu, sebagaimana jika ia memilih untuk membunuh, ia juga akan berakhir ke dalam dekaman penjara. Dengan demikian, iapun memutuskan untuk tidak memilih tawaran si setan untuk memperkosa wanita yang sedang duduk tak jauh darinya.

Akhirnya, iapun mulai beralih pada pilihan terakhir yang ditawarkan si setan, yakni minum minuman keras (mabuk). Dalam pikirnya, ia berpikir bahwa ini pilihan yang dirasanya teringan baginya. Ia berpikir, pilihan ini tidak akan berdampak merugikan orang lain, dosa yang harus diembannya tidak terlalu besar dan ia juga tidak akan berakhir di penjara. Dengan demikian, iapun memutuskan untuk memilih pilihan ini (mabuk).

Singkat cerita, beberapa botol minumanpun terhidang di depannya. Ia mulai meminumnya seteguk demi seteguk, hingga ia merasakan pikirannya membumbung tinggi melayang dalam lamunan. Namun, apa yang terjadi setelah ia hanyut dalam mabuknya, ternyata minuman yang telah menghilangkan akal sehatnya mulai merusak pikirannya. Mabuk yang dinikmatinya, telah membawa ia kepada pikiran pikiran yang lain. Ia mulai membayangkan kenikmatan seksualitas dengan perempuan. Oleh karenanya, karena hilangnya akal, iapun mulai mendekati perempuan tadi, yang duduk-duduk di dekatnya. Ia mulai merayu, mengganggu hingga memperkosanya. Lebih dari itu, setelah berhasil memperkosa wanita tersebut, si pemudapun mulai berpikir bahwa jika ia membiarkan si wanita tersebut pergi, ia akan dilaporkan oleh wanita itu ke polisi. Dengan demikian, dalam mabuk beratnya iapun berpikir untuk membunuhnya. Dengan demikian, pada akhirya, pilihan mabuk yang dirasanya tidak terlalu berat dan beresiko baginya, malah telah mebawa ia kepada ketiga pilihan yang ditawarkan si setan semuanya. Akhinya, selain mabuk, iapun juga melakukan pemerkosaan dan pembunuhan. Ia telah merugikan orang lain, menghilangkan nyawa dan merenggut kehidupan orang lain. Dosa yang ditanggungnya begitu besar, dan dekaman penjarapun tak terhindar darinya. Tak disangka, ternyata mabuk atau meminum minuman keras telah berdampak buruk yang besar baginya.

Demikianlah, sebagaimana kisah tersebut, mabuk-mabukan mempunyai banyak dampak yang negatif. Begitupun terhadap Papua, bila para pemudanya tidak terhindarkan dari budaya mabuk-mabukan, tentunya akan membuat Papua kehilangan set terbesarnya, para pemuda yang seharusnya menjadi harapan Papua untuk membangunnya. Para pemuda itu akan menjadi para pemalas, bodoh, emosional, tempramen, yang dengan demikian, maka segala kejahatanpun bisa timbul darinya. Kekacauan bisa ditimbulkan oleh para pemuda yang hanyut dalam mabuk-mabukan, pemerkosaan, pembunuhanpun tak akan terhindarkan. Rumah tangga akan sering terjadi percekcokan, kasus KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) pun akan senantiasa bermunculan. Tatanan keamanan dan keharmonisan masyarakat akan menjadi kacau, dan dampak-dampak lainnya pun tak akan bisa dibendung.

Untuk itu, mari kita hapus budaya mabuk-mabukan di Papua ini. Mari kita selamatkan para pemuda Papua yang menjadi harapan kemajuan Papua kita. Mari Tong merdekakan Papua dari MIRAS !!!

Senin, 17 Agustus 2015

Masyarakat Papua Bersatu Padu Untuk Rayakan HUT ke-70 NKRI

Dalam rangka HUT RI yang dilaksanakan pada tanggal 17 agustus 2015 kemarin, seluruh masyarakat Indonesia sangat bersemangat untuk memeriahkannya. Seluruh golongan masyarakat, dari yang tua,muda sampai anak-anak sangat bergembira menyambut Ulang Tahun Republik Indonesia ini.

Tidak tekecuali di wilayah Indonesia bagian Timur, yang sangat bersemangat memeriahkan HUT RI ini, itu terlihat dari berbagai Upacara yang di adakan di seluruh Papua Berlangsung Aman dan Hikmat dengan diikuti oleh seluruh lapisan Masyarakat yang ada di Papua. tidak lupa juga berbagai lomba yang diadakan seperti Lomba panjat pinang, lomba balap karung, lomba dayung, lomba memanah, sampai carnaval yang mendapatkan atusiasme yang sangat tinggi dari masyarakat yang ada di Papua, tidak memandang itu kulit putih atau rambut keriting, seluruh masyarakat bersatu padu untuk memeriahkan HUT RI yang ke-70 ini.

“Diharapkan dengan diadakannya berbagai lomba ini, ke depan akan semakin mempersatu masyarakat yang ada Indonesia Khususnya di Papua. Untuk itu semakin hari seharusnya kita semakin sadar akan makna kemerdakaan itu sendiri, dengan bersama-sama membangun Negeri yang sangat kita Cintai ini, jangan ada lagi kemiskinan, jangan ada lagi kebodohan karena Indonesia sudah Merdeka, tidak ada lagi yang bisa menngganggu gugat kutuhan NKRI.

Rabu, 12 Agustus 2015

Tingkatkan Kembali Rasa Nasionalisme Kita

Kita sebagai warga negara Republik Indonesia bangga memiliki Pulau Papua dengan memiliki beragam kekayaan alam selain itu juga memiliki berbagai sejarah sehingga kita sebagai penerus bangsa juga mesti mengambil hikmah dari mengenang kembalinya Papua ke dalam Bingkai NKRI sebab dari hal itu terdapat berbagai pelajaran untuk masa yang akan datang.


Jika kita menengok sedikit sejarah pengorbanan para pahlawan dalam merebut tanah Papua dari tangan Belanda. Ketika Irian Barat masih dikuasai oleh Belanda, masyarakat bersatu padu untuk merebut kembali tanah Papua dari tangan penjajah, dimana para tokoh telah berjuang membebaskan pulau paling timur ini bersatu dengan Republik Indonesia berjuang tanpa rasa mengenal lelah untuk menggapai tujuan membebaskan tanah Papua dari penjajahan. Hal itu didedikasikan demi kesejahteraan anak cucu mereka.


Kemudian Putra daerah yang turut berjuang merebut kembali Irian Barat ke pangkuan Ibu Pertiwi Bangsa Indonesia telah mendapat gelar dari pemerintah Republik Indonesia sebagai Pahlawan Nasional. Adapun putra daerah nama-nama para pahlawan yang ikut berjuang dan telah berkorban untuk merebut kembali tanah Papua serta mendapat gelar sebagai Pahlawan Nasional adalah Silas Papare, Frans Kaisiepo, Marthen Indey dan Johannes Abraham Dimara(J.A.Dimara).


Selain itu, Bergabungnya Tanah Papua ke NKRI telah dibuktikan melalui Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat) yang berawal Persetujuan New York sebagai dasar hukum Internasional pelaksanaan penentuan nasib sendiri, tidak menyebutkan diberlakukannya prinsip satu orang satu suara “One Man One Vote” dalam Pepera di Irian. Persetujan New York juga telah dibuat sedemikian rupa guna menjamin transparansi pelaksanaan penentuan nasib sendiri dengan memasukan unsur nasehat, bantuan dan partisipasi PBB serta pelaporan PBB kepada masyarakat Internasional melalui Majelis Umum PBB.


Dari pepera itu sendiri sudah kita ketuhui bersama, jadi apa lagi yang di ragukan tentang NKRI? Sudah jelas negara kesatuan Republik Indonesia adalah dari Sabang sampai Merauke. Oleh karena itu menjelang hari kemerdekaan NKRI ke-70 yang jatuh pada tanggal 17 mendatang, mari kita sama-sama membangun Negara ini, tidak perlu lagi terprovokasi oleh hal yang mungkin hanya akan membuat kita semakin terpecah belah.


Mari bersama-sama kita bangkit dan membangun saudaraku, maju terus NKRI!!!

Senin, 10 Agustus 2015

“Pahlawan Papua” Perjuanganmu akan ku kenang selalu

Sebentar lagi bangsa indonesia akan memperingati HUT kemerdekaan yang ke-70, kita sebagai bangsa indonesia sudah semestinya berbangga karena perjuangan para pahlawan kita yang telah berjasa untuk berjuang merebut kemerdekaan dari para penjajah, terlebih mereka yang berjuang di wilayah indonesia di bagian timur, khususnya di papua.
Menjelang HUT RI yang ke-70 ini banyak di gembor-gemborkan oleh KNPB atau OPM yang hanya bisa meresahkan masyarakat bahwa orang papua tidak pernah berjuang untuk indonesia. Sebenarnya apa yang ada di pikiran mereka! Sudah jelas perjuangan para pahlawan yang gugur di medan perang untuk berjuang merebut kemerdekaan, terlebih perjuangan pahlawan-pahlwan dari papua.
“Kita semua tau, dan kita juga belajar sejarah, hanya orang – orang bodoh dan buta pada sejarah seperti KNPB/OPM atau organisasi apalah itu” yang berkata bahwa papua tidak berjuang untuk kemerdekaan.
Kita semua telah mengetahui Para pahlawan yang telah berjuang untuk Papua seperti Silas Papare, Beliau telah berjuang untuk masyarakat agar bersatu merebut kembali tanah Papua dari tangan penjajah dan telah bergabung dalam Batalyon Papua pada bulan Desember 1945 untuk melancarkan pemberontakan terhadap Belanda yang menjajah tanah Papua. Pada bulan Nopember 1946, ia membentuk Partai Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII), kemudian pada bulan Oktober 1949, ia juga membentuk Badan Perjuangan Irian (BPI) dengan tujuan untuk membantu pemerintah Indonesia membebaskan Irian Barat dari tangan Belanda sekaligus menyatukannya dengan NKRI.
Frans Kaisepo juga sebagai pahlawan Nasional telah berjuang sejak masa-masa Kemerdekaan RI dengan semangat Kemerdekaan, beliau teguh menyatakan gagasannya bahwa pepua merupakan bagian dari Nusantara, menjadikan dirinya “dipinggirkan’ oleh pemerintah belanda.
Marthen Indey yang pada Tahun 1962 Marthen Bergerilya untuk menyelamatkan anggota RPKAD yang didaratkan di Papua selama masa Tri Komando Rakyat (Trikora) Di tahun yang sama, Marthen menyampaikan Piagam Kota Baru yang berisi mengenai keinginan kuat penduduk Papua untuk tetap setia pada wilayah kesatuan Indonesia.
Johannes Abraham Dimara (J.A.Dimara) Pahlawan nasional Johanes Abraham Dimara Dimara adalah salah seorang pejuang yang ikut dalam pembebasan Irian Barat. Dirinya adalah anggota OPI (Organisasi Pembebasan Irian Barat). Pada tanggal 20 Oktober 2000 di Jakarta.
Jadi apa yang di gembor-gemborkan oleh organisasi seperti KNPB yang hanya bia meresahkan rakyat papua hanyalah salah satu dari bentuk sifat rakus yang ingin berkuasa di papua, mereka hanya bisa meresahkan, tidak pernah membantu rakyat, malah memeras masyarakat dan pemerintah untuk kepentingan mereka sendiri, orang-orang seperti ini harusnya tidak boleh berada di tanah suci ini!!!
Apa kita harus tetap percaya pada orang-orang yang mengaku memperjuangkan Papua, namun pada kenyataannya hanya bersenang-senang di luar negeri, dan malah menghasut orang-orang gunung untuk bersifat anarkis mengikuti kemauan mereka. Sampai kapan kita harus terus percaya pada orang-oprang seperti ini!!!

Untuk itu dengan semangat Kemerdeaan yang kita Miliki, yang pada Tahun ini genap kita rasakan selama 70 Tahun mari kita Jaga tanah air kita yang sudah di perjuangkan oleh para Pahlawan terdahulu kita.

Rabu, 05 Agustus 2015

Kebenaran sejarah Papua yang Terpelintir

Perjuangan pembebasan Irian Barat dari tangan penjajah Belanda, memiliki cerita tersendiri dari sisi pelaku sejarah yang masih hidup hingga kini. Beberapa diantaranya bahkan masih dapat mengisahkan proses perjuangan melawan belanda ketika itu.

Pembebasan Irian Barat dimulai sejak kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Bung Karno dan Hatta. Sehari berikutnya, tepat di tanggal 8 Agustus, Soekarno kembali menegaskan perjuangan untuk melawan Belanda di Papua, dengan menekankan bahwa wilayah Indonesia yang diproklamirkan adalah dari wilayah Sabang hingga Merauke.

Tentunya Bung Karno pada tanggal 8 Agustus menegaskan lagi hal itu, karena Belanda tidak akan melepaskan Papua dengan mudah. Kenapa waktu itu Belanda tidak mau menyerahkan Irian Barat? Karena orang-orang yang pro-Belanda di Negara jajahannya ketika akan merdeka, maka tidak mungkin semua akan lari ke Belanda. Jadi Belanda mau jadikan Papua Barat sebagai Belanda baru untuk menampung orang-orangnya nanti, seperti yang telah di katakan sebelumnya oleh tokoh sejarah dari Papua yang berjuang demi pembebasan Irian Barat, yaitu Buce Separa.

Setelah Kemerdekaan Indonesia di Proklamirkan, kemudian pada tgl 31 Desember 1945, warga Papua yang ada di Kota Nikah atau yang sekarang di kenal dengan nama Kampung Harapan, membuat pergerakan untuk melawan Belanda.

Dan saat itu pergerakan sudah ada, dimana semua distrik ini berontak melawan Belanda karena tidak mau Papua terlepas dari NKRI. Kemudian gerakan ini di ikuti diberbagai tempat, mulai dari Biak, Sorong, Manokwari dan seterusnya. Jadi gerakan ini berjalan terus hingga terbebas dari penjajahan Belanda di Papua.

Mereka para anak-anak Papua yang berontak terhadap Belanda ini kemudian sempat melarikan diri dan dilatih serta di persenjatai ketika itu di Paso, Ambon. Kemudian setelah itu mereka yang sudah dilatih kembali ke Irian Barat untuk melakukan Pengacauan-pengacauan melawan belanda. Peluncuran pertama tahun 1954 di bagian selatan Papua, di Teluk Etna namun tak lama kemudian tertangkapn dan di tahan di Boven Digoel. Setelah itu tidak ada lagi peluncuran tetapi kemudian dilakukan persiapan yang lebih matang dengan membentuk kantong-kantong (basis) perlawanan di sejumlah tempat.

Jadi adalah sangat aneh kalo ada orang Papua yang mengatakan Indonesia yang merampok tempat ini. sebeb mereka sendiri yang berjuang mati-matian demi kebebasan Papua dari penjajah Belanda, bahka mereka sendiri yang ingin bergabung dengan Indonesia. Akhirnya pada tanggal 19 Desember pada tahun 1961 di Jogyakarta Presiden Soekarno mengeluarkan Komando Trikora. Jadi ini baru dilakukan setelah semua kantong gerilya terbentuk di daratan Irian Barat. Ini merupakan tahapan perjuangan yang pertama sejak Bung Karno memproklamirkan kemerdekaan dari sabang sampai merauke.


Pepera Sebuah Kebenaran Sejarah Papua


Kita sebagai warga negara Republik Indonesia bangga memiliki Pulau Papua dengan memiliki beragam kekayaan alam selain itu juga memiliki berbagai sejarah sehingga kita sebagai penerus bangsa juga mesti mengambil hikmah dari mengenang kembalinya Papua ke dalam Bingkai NKRI sebab dari hal itu terdapat berbagai pelajaran untuk masa yang akan datang.

Jika kita menengok sedikit sejarah pengorbanan para pahlawan dalam merebut tanah Papua dari tangan Belanda. Ketika Irian Barat masih dikuasai oleh Belanda, masyarakat bersatu padu untuk merebut kembali tanah Papua dari tangan penjajah, dimana para tokoh telah berjuang membebaskan pulau paling timur ini bersatu dengan Republik Indonesia berjuang tanpa rasa mengenal lelah untuk menggapai tujuan membebaskan tanah Papua dari penjajahan. Hal itu didedikasikan demi kesejahteraan anak cucu mereka.

Kemudian Putra daerah yang turut berjuang merebut kembali Irian Barat ke pangkuan Ibu Pertiwi Bangsa Indonesia telah mendapat gelar dari pemerintah Republik Indonesia sebagai Pahlawan Nasional. Adapun putra daerah nama-nama para pahlawan yang ikut berjuang dan telah berkorban untuk merebut kembali tanah Papua serta mendapat gelar sebagai Pahlawan Nasional adalah Silas Papare, Frans Kaisiepo, Marthen Indey dan Johannes Abraham Dimara (J.A.Dimara).

Selain itu, Bergabungnya Tanah Papua ke NKRI telah dibuktikan melalui Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat) yang berawal Persetujuan New York sebagai dasar hukum Internasional pelaksanaan penentuan nasib sendiri, tidak menyebutkan diberlakukannya prinsip satu orang satu suara “One Man One Vote” dalam Pepera di Irian. Persetujan New York juga telah dibuat sedemikian rupa guna menjamin transparansi pelaksanaan penentuan nasib sendiri dengan memasukan unsur nasehat, bantuan dan partisipasi PBB serta pelaporan PBB kepada masyarakat Internasional melalui Majelis Umum PBB.

Pepera dilaksanakan pada tanggal 15 Juli s.d 02 Agustus 1969 yang diawasi PBB, hasilnya menyatakan bahwa daerah Irian Barat tetap berada dalam wilayah NKRI dan dikukuhkan dengan Resolusi PBB No. 2504 Tanggal 19 Oktober 1969. Indonesia melaksanakan hasil Pepera dengan membentuk Provinsi Otonomi Irian Jaya dan Kabupaten Otonom melalui UU No.12 Tahun 1969.

Dari hasil Pepera tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa Papua merupakan wilayah NKRI dan tidak bisa di ganggu gugat oleh siapapun, tapi masih ada saja kelompok yang masih berambisi dengan status yang tidak dianggap negara ini alias ilegal. kelompok tersebut adalah KNPB (Komite Nasional Papua Barat) mereka mempunyai rencana jahat yaitu untuk memisahkan Papua dari NKRI. Hal tersebut dilakukan karena mereka tidak mengetahui betapa susahnya para pahlawan kita berjuang untuk mendapatkan kemerdekaan.

Untuk itu, marilah kita tanamkan dilubuk hati yang paling dalam tentang jiwa nasionalisme sehingga hal itu dapat kita jadikan sebagai semangat bagi penerus untuk membangun Papua menjadi daerah yang mempunyai potensi dan dapat mempunyai prestasi baik di kanca Nasional maupun Internasional. Oleh karena itu, kita harus lebih mendalami setiap ilmu pengetahuan dan Jangan sekali-kali Melupakan Sejarah (Jasmerah).

Senin, 03 Agustus 2015

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa para pahlawannya

Memasuki bulan agustus ini kita sebagai putra/putri indonesia sudah semestinya memepersiapkan diri untuk menyambut hari kemerdekaan negara kita yang jatuh tepat pada tanggal 17 Agustus nanti. Salah satu cara untuk mempersiapkan diri adalah dengan bersama-sama membangun dan lebih meningkatkan rasa nasionalisme kita, tidak lupa juga untuk melihat kembali ke belakakang jasa-jasa pahlawan kita yang dengan kegigihannya membela negara Kesatuan Republik Indonesia ini.

Salah satu caranya adalah dengan menghargai jasa-jasa pahlawan kita, Para pahlawan rela mengorbankan hidupnya demi menjaga dan mempertahankan Negara Indonesia. Tanpa jasa mereka, kita tidak dapat menjadi seperti sekarang ini. Pahlawan adalah orang yang gagah berani dan rela berkorban untuk membela kebenaran. Banyak pahlawan dimiliki oleh bangsa Indonesia, mulai dari pahlawan nasional, pahlawan kemerdekaan Indonesia, pahlawan proklamator, dan pahlawan revolusi.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang mau mengenang dan menghargai jasa-jasa para pahlawannya. Ungkapan inilah yang selalu di katakan jika menjelang hari pahlawan yang selalu diperingati setiap tanggal 10 Nopember 2013.

Banyak pemuda Papua saat ini lupa akan hal itu, mereka terlalu sibuk dengan teknologi yang berkembang dengan pesat saat ini. Ditambah lagi usaha-usaha pengaburan sejarah Papua oleh segelintir orang yang berkeinginan memisahkan Papua dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sesuai tujuan yang telah dijelaskan tadi, “agar kita dapat menjadi bangsa yang besar”, marilah kita bersama-sama mengenal pahlawan nasional Indonesia khususnya yang berasal dari Papua. Inilah keempat pahlawan nasional Indonesia yang berasal dari Papua:

  • · Marthen Indey (lahir di Doromena, Jayapura, Papua, 14 Maret 1912 meninggal di Doromena, Jayapura, Papua, 17 Juli 1986 pada umur 74 tahun) pada bulan Oktober 1946 beliau menjadi ketua PIM (Partai Indonesia Merdeka) dan bersama 12 kepala suku lainnya menyampaikan protes kepada pemerintah Belanda yang berusaha memisahkan Irian Barat dari Republik Indonesia. Pada bulan Januari 1962, ia menyusun kekuatan gerilya dan membantu menyelamatkan beberapa anggota RPKAD yang didaratkan di Irian Jaya selama Trikora.
  • · Silas Papare (lahir di Serui, Papua, 18 Desember 1918 meninggal di Serui, Papua, 7 Maret 1973 pada umur 54 tahun) adalah seorang pejuang penyatuan Irian Jaya (Papua) ke dalam wilayah Indonesia. Pada bulan Oktober 1949, beliau mendirikan Badan Perjuangan Irian di Yogyakarta dalam rangka membantu pemerintah Republik Indonesia untuk memasukkan wilayah Irian Barat ke dalam wilayah RI.
  • · Frans Kaisiepo (lahir di Wardo, Biak, Papua, 10 Oktober 1921 meninggal di Jayapura, Papua, 10 April 1979 pada umur 57 tahun) terlibat dalam Konferensi Malino tahun 1946 yang membicarakan mengenai pembentukan Republik Indonesia Serikat sebagai wakil dari Papua. Ia mengusulkan nama Irian, kata dalam bahasa Biak yang berarti beruap.
  • · Mayor TNI Johannes Abraham Dimara (lahir di Korem, Biak Utara, Papua, 16 April 1916 meninggal di Jakarta, 20 Oktober 2000 pada umur 84 tahun) turut menyerukan seluruh masyarakat di wilayah Irian Barat supaya mendukung penyatuan wilayah Irian Barat ke dalam pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada tahun 1962.


Itulah keempat Pahlawan Nasional Indonesia yang berasal dari Papua yang patut kita kenang dan kita hargai jasa-jasanya karena telah berjuang mempertahankan Indonesia dari penjajahan Belanda, khususnya di Papua.

Oleh karena itu kita sebagai putra/putri Papua harus meneruskan jasa-jasa pahlawan kita, jangan mudah terprofokasi dengan kelompok-kelompok yang hanya membuat Papua ini semakin bodoh dengan doktrin-doktrin yang tidak jelas dan tak ada ujungnya. Untuk itu dengan peringatan hari kemerdekaan yang jatuh pada 17 agustus nanti mari kita berasama-sama untuk lebih meningkatkan rasa nasionalisme kita, dan lebih bekerja keras bersama-sama membangun bangsa ini.

Minggu, 02 Agustus 2015

MARI SUKSEKAN HUT KEMERDEKAAN RI KE - 70

Menjelang datangnya Hut kemerdekaan RI ke – 70 kali ini, kitong masyarakat indonesia yang bertempat tinggal di tanah papua, harus bersama-sama mensukseskan perayaan ini. Karena biar bagaimana pun Indonesia adalah milik kitong bersama. meski masih banyak yang harus di perbaiki di negara ini namun Kitong wajib berbangga hati karena sudah 70 tahun negara tercinta Indonesia ini merdeka.



Negara kesatuan republik Indonesia (NKRI) adalah negara yang luas dan mempunyai kekayaan melimpah, suku budaya yang bermacam-macam serta memiliki keindahan alam yang sungguh indah. Suku, kulit, rambut, dan adatnya mungkin boleh berbeda namun indonesia adalah satu. Satu berarti bersatu, bersatu berarti tidak membeda-bedakan satu maupun yang lain.



Di indonesia ada yang namanya Bhineka Tunggal Ika, yang berarti walaupun bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang beraneka ragam namun keseluruhannya merupakan suatu persatuan.



Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan negara Indonesia sebagai dasar untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia, dimana kita haruslah dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari yaitu hidup saling menghargai antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya tanpa memandang suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat, warna kulit dan lain-lain.



Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau dan memiliki adat istiadat, bahasa, aturan, kebiasaan dan lain-lain yang berbeda antara daerah yang satu dengan yang lainnya tanpa adanya kesadaran sikap untuk menjaga Bhinneka Tunggal Ika pastinya akan terjadi berbagai kekacauan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dimana setiap orang hanya akan mementingkan dirinya atau daerahnya sendiri tanpa perduli kepentingan bersama. Bila hal tersebut terjadi pastinya negara kita ini akan terpecah belah.



Terbentuknya negara kesatuan Republik Indonesia, diawali dengan kesadaran nasional akan persatuan dan kesatuan bangsa. Kesadaran akan satu kesatuan kebangsaan Indonesia berawal akan persamaan senasib dan sepenanggungan sebagai bangsa yang terjajah. Seluruh rakyat Indonesia sama-sama menderita selama penjajaan oleh bangsa lain. Penderitaan ini mendorong rakyat di berbagai daerah melakukan perlawanan terhadap penjajahan, termasuk di Papua.



Di papua, ada beberapa pahlawan yang berjuang untuk Indonesia, seperti Silas Ayari Donari Papare yang biasa lebih dikenal dengan panggilan Silas Papare, merupakan salah satu generasi pendahulu sekaligus pahlawan Indonesia khususnya untuk wilayah Papua. Beliau dilahirkan di Serui, Papua, 18 Desember 1918 dan meniggal di Serui pula pada tanggal 17 Maret 1978.



Beliau bersama para pahlawan, baik yang berasal dari Papua ataupun wilayah Indonesia lainnya, telah berjuang sekuat tenaga untuk mengusir penjajahan kolonial Belanda yang tidak rela untuk pergi. Setidaknya, dalam sejarah yang banyak ditulis, beliau tercatat pernah masuk penjara Belanda karena telah mempengaruhi batalyon Papua untuk memberontak. Selain itu, beliau juga pernah mendirikan Partai Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII) dan Badan Perjuangan Irian di Yogyakarta pada tahun 1949, dalam upayanya membebaskan diri sepenuhnya dari penjajahan. Kemudian, beliau juga terkenal dalam semangatnya untuk mengadakan perang terbuka dengan Belanda kala itu, sebelum akhirnya Belanda menyatakan siap pergi dari Papua. Pada tahun 1962, beliau juga tercatat menjadi salah satu perwakilan delegasi Republik Indonesia untuk penandatanganan penyerahan Papua oleh Belanda, yang pada akhirnya mendapatkan pernyataan resmi dalam New York Agreement pada tahun 1963, bahwa Papua merupakan bagian dari Indonesia.







"jangan sanjung aku tetapi teruskanlah perjuanganku"








Itulah semboyan dari pahlawan yang berasal dari Papua ini, Untuk itu, mari kita bersama-sama menyambut dan mensukseskan dengan gembira hati, Indonesia merdeka, mari kita tanamkan pemikiran-pemikiran optimis, bukan pemikiran-pemikiran yang merusak dan menghambat kemajuan Papua. Sudah saatnya kita berusaha dan berkerja bersama-sama mewujudkan semua itu. Mari kita ajak sebagian kecil saudara-saudara kita yang masih terinfeksi penyakit negara boneka buatan sang kolonial, untuk segera sadar dan merapatkan barisan dalam membangun Papua. Salam damai untuk para pecinta Papua dan Indonesia, MERDEKA.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites